Lumajang, (Onenewsjatim) - Kasus asusila kembali mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Lumajang.
Kali ini, korban adalah siswi kelas 1 di SMP Negeri Kabupaten Lumajang. Tidak hanya pelecehan seksual secara visual, tetapi sudah sampai sentuhan fisik.
Sebelumnya, seorang guru seorang guru olahraga di Kecamatan Tempursari yang video call siswi kelas 6 SD sambil menunjukkan alat kelaminnya, kasus tak terpuji oknum pendidik kembali terungkap
Kali ini, korbannya adalah siswi kelas 1 di salah satu SMP negeri di Lumajang.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Nugraha Yudha, membenarkan kejadian memprihatinkan ini.
"Setelah kita lakukan pendalaman, ternyata pelakunya adalah guru SD Negeri 02 Banyuputih Lor, status yang bersangkutan PNS," ujarnya kepada sejumlah wartawan, Rabu (16/4/2025).
Nugraha menjelaskan, pihaknya menerima laporan dari kepala sekolah terkait adanya siswi yang menjadi korban pelecehan seksual yang terjadi sebelum Hari Raya Idul Fitri lalu.
Didik Cahyo Jumaedi diketahui tidak hanya mengajar di SDN Banyuputih Lor 2, namun juga merangkap sebagai guru ekstrakurikuler drumband di beberapa sekolah di Lumajang.
"Saya dapat laporan dari kepala sekolah ada siswinya yang menjadi korban pelecehan seksual, kejadiannya sebelum Lebaran, masih puasaan kemarin," ungkapnya.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang segera memanggil Didik Cahyo Jumaedi.
"Sudah kami panggil, kita mintai keterangan, dan yang bersangkutan mengakui semuanya," tegas Nugraha.
Sebagai langkah tegas, pihak Dinas Pendidikan langsung menonaktifkan Didik dari segala kegiatan yang melibatkan siswa.
"Setelah itu, pihaknya mengambil sikap, saya nonaktifkan dia dari segala kegiatan, mulai dari ekstrakurikuler Drum Band dan Kepramukaan yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan (Sekolah) di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang," jelasnya.
Nugraha mengungkapkan bahwa hingga saat ini, pihaknya telah mengidentifikasi enam siswi yang menjadi korban pelecehan. Mirisnya, sebagian besar korban merupakan mayoret dalam grup drumband yang dilatih oleh pelaku.
"Informasi sementara ada 6 korban, tapi ini masih kita dalami, rata-rata korbannya mayoret, sedangkan jumlah lembaga yang diampu pelaku ini ada 30, jadi mungkin masih bisa berkembang," kata Nugraha dengan nada prihatin.
Lebih lanjut, Nugraha memaparkan salah satu kasus yang menimpa siswi SMP berinisial R (14). Korban diduga diajak keluar oleh pelaku dengan iming-iming akan dibelikan telepon genggam baru.
"Korban ini dijemput jam 8 malam, dibawa ke rumah pelaku di Kelurahan Jogoyudan, dan dipulangkan jam 12 malam. Bentuk pelecehannya sudah fisik, tapi sejauh apa masih perlu visum," terangnya.
Sementara itu, Kasubsi Pidm Si Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro, membenarkan adanya laporan dari pihak keluarga korban.
"Hingga sampai saat ini korban dan pelapor belum datang untuk dilakukan pemeriksaan," ujarnya terpisah. (Imam)
FOLLOW THE Onenewsjatim AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Onenewsjatim on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram