-->

23/03/2025

Masjid Baitur Rohman Lumajang, Saksi Bisu Penyebaran Islam dengan Arsitektur Khas


Lumajang, (Onenewsjatim) -
Jejak perkembangan Islam di Nusantara dapat ditelusuri melalui sebuah masjid bersejarah di Lumajang, Jawa Timur. Masjid Baitur Rohman, yang terletak di Dusun Munder, Desa Tukum, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang, menjadi bukti bisu perjalanan dakwah Islam di wilayah tersebut.

Masjid yang diperkirakan berdiri sejak tahun 1911 ini, menampilkan arsitektur unik yang didominasi oleh penggunaan kayu, memberikan kesan kuno dan otentik. 

Salah satu ciri khasnya adalah sembilan kubah berbentuk pot bunga yang dihiasi dengan besi menjulang ke langit, melambangkan Wali Songo, para penyebar agama Islam di Jawa.

Selain itu, masjid ini memiliki enam pintu berukuran sama di bagian depan dan ruang imam, yang diyakini menggambarkan rukun iman. 

Di bagian depan masjid, terdapat kentongan raksasa dari kayu, warisan dari para pendiri masjid. Keunikan lainnya adalah banyaknya kusen pintu di dalam masjid, menciptakan kesan labirin yang menarik.

Menurut sejarah, masjid ini awalnya dibangun oleh Kyai Usman, seorang tokoh penyebar Islam di Lumajang, sebagai tempat berdakwah kepada masyarakat setempat pada masa penjajahan Belanda. Seiring bertambahnya jumlah murid, masjid ini direnovasi pada tahun 1923-1933 oleh Kyai Suhaemi.

Menariknya, sejak renovasi terakhir pada tahun 1933, masjid ini belum pernah mengalami renovasi lagi. 

Pengurus masjid menyatakan bahwa struktur bangunan dan bahan yang digunakan sangat kokoh, sehingga masjid ini tetap berdiri kokoh hingga saat ini.

"Kami ingin menjaga nilai historis dan religius yang terkandung dalam bangunan masjid ini," ujar Yoyon Sudarmanto, Seksi Humas Masjid Baitur Rohman.

Saat ini, masjid ini masih aktif digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan, seperti salat berjamaah, majelis taklim, pembacaan selawat rutin, dan tadarus selama bulan Ramadan. 

Di bagian belakang masjid, terdapat makam para pendiri masjid, termasuk Kyai Usman, Kyai Suhaemi, dan Kyai Sujak, serta keluarga mereka. (Imam)

15/03/2025

Tarif Baru Tumpak Sewu: Wisatawan Lokal & Mancanegara Bayar Rp 100 Ribu


Lumajang, (Onenewsjatim)
-Kabar terbaru bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang, Jawa Timur. Mulai Jumat, 14 Maret 2025, tarif tiket masuk ke destinasi wisata alam ini mengalami perubahan

Perubahan ini terjadi setelah adanya penggabungan tiket antara Tumpak Sewu dan Grojogan Sewu, menyusul konflik antara pengelola kedua objek wisata tersebut beberapa waktu lalu.

Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengungkapkan bahwa harga tiket untuk pengunjung domestik kini ditetapkan sebesar Rp 100.000, sebuah lonjakan signifikan dibandingkan tarif sebelumnya yang hanya Rp 10.000.

Sementara itu, tarif bagi wisatawan mancanegara tetap tidak berubah, yakni Rp 100.000 per orang. 

"Tarifnya tetap sama, baik untuk wisatawan lokal maupun internasional," kata Indah.

Ia juga menambahkan bahwa harga tiket tersebut sudah mencakup biaya parkir untuk setiap pengunjung. 

"Seharusnya tetap termasuk biaya parkir," lanjutnya.

Terkait pengaturan loket setelah penerapan kebijakan satu tiket untuk Tumpak Sewu, Indah menegaskan bahwa pihak pemerintah daerah tidak akan campur tangan. 

"Kami tidak ikut campur dalam penempatan loket, itu sepenuhnya urusan pengelola wisata Tumpak Sewu," jelasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lumajang terpaksa menutup akses ke kawasan wisata Grojogan Sewu pada Minggu, 9 Maret 2025, akibat terjadinya sengketa antara oknum pengelola. Akibatnya, nama Grojogan Sewu kini telah resmi dihapus, dan seluruh fokus kini beralih sepenuhnya pada nama Tumpak Sewu.(Imam)

10/03/2025

Bupati Lumajang Usulkan Raperda Tata Kelola Wisata, Grojogan Sewu Ditutup Sementara


Lumajang, (Onenewsjatim)
-Pertumbuhan sektor pariwisata di Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan yang signifikan. Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengungkapkan bahwa terjadi lonjakan sebesar 180 persen dalam kunjungan wisatawan. Namun, di balik pertumbuhan yang pesat ini, terdapat tantangan yang perlu segera diatasi.

Usai rapat paripurna di kantor DPRD Lumajang, Senin (10/3/2025), Bupati yang akrab disapa Bunda Indah ini menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan segera mengajukan rancangan peraturan daerah (raperda) terkait tata kelola destinasi wisata.

"Setelah saya evaluasi dan cek kembali, ternyata kita tidak memiliki peraturan daerah yang mengatur tata kelola destinasi wisata di Kabupaten Lumajang," ujar Bunda Indah.

Bunda Indah menjelaskan bahwa setelah melakukan evaluasi, pihaknya menyadari bahwa Kabupaten Lumajang belum memiliki Perda yang mengatur tentang pengelolaan destinasi wisata. 

“Setelah saya evaluasi, saya cek kembali, ternyata kita belum memiliki peraturan daerah yang mengatur tata kelola destinasi wisata di Kabupaten Lumajang. Apakah itu destinasi wisata yang asetnya Pemda maupun yang di luar Pemda, itu harus kita atur,” ujar Bunda Indah.

Ia juga menambahkan bahwa pengaturan destinasi wisata ini sangat penting karena merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah daerah.

"Ini wilayah Kabupaten Lumajang, dan tentu pemerintah daerah harus menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk mengatur dan meregulasi semua aspek pemerintahan, penyelenggaraan pemerintahan, dan kehidupan bermasyarakat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Bunda Indah mengungkapkan tekadnya untuk segera mengajukan rancangan Perda mengenai tata kelola destinasi wisata tersebut. Ia berharap langkah ini dapat membantu pengelolaan sektor pariwisata yang lebih terstruktur dan bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian daerah.

Selain itu, Bunda Indah juga mengumumkan langkah penutupan sementara destinasi wisata Grojogan Sewu sebagai upaya menjaga ketertiban dan ketentraman masyarakat. Langkah ini diambil setelah adanya diskusi dengan pihak terkait, termasuk Kapolres, Dandim, dan Kajari, yang juga telah diberitahu mengenai keputusan tersebut. 

“Penutupan sementara Grojogan Sewu ini saya ambil untuk menjaga ketentraman dan ketertiban umum. Kami sudah berdiskusi dengan Kapolres, Dandim, dan Kajari mengenai hal ini,” jelasnya.

Namun, destinasi wisata Tumpaksewu akan tetap dibuka dengan pendampingan dari pemerintah daerah untuk memastikan kenyamanan dan keamanan pengunjung. 

“Grojogan Sewu kita tutup sementara, dan Tumpaksewu kita buka dengan pendampingan dari pemerintah daerah,” pungkas Bunda Indah

09/03/2025

Grojogan Sewu Lumajang Ditutup Sementara: Ini Alasan Pemkab dan Status Tumpak Sewu


Lumajang, (Onenewsjatim)–
Pemerintah Kabupaten Lumajang secara resmi menutup sementara objek wisata Grojogan Sewu yang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Keputusan tersebut dituangkan dalam surat bernomor 500.13/50/427.12/2025 yang ditandatangani oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati, pada Minggu (9/3/2025). Surat itu ditujukan kepada pengelola wisata Grojogan Sewu serta Tumpak Sewu.

Dalam surat tersebut, terdapat dua poin utama yang disampaikan. Pertama, pemerintah daerah menginstruksikan penutupan sementara wisata Grojogan Sewu yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

"Kami meminta agar wisata Grojogan Sewu yang saat ini dikelola segera ditutup sementara," demikian isi surat yang ditandatangani oleh Bupati Indah Amperawati.

Selain itu, dalam poin kedua, pengelolaan destinasi wisata Tumpak Sewu yang selama ini ditangani oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), untuk sementara waktu akan berada di bawah pendampingan pemerintah daerah.

"Untuk pengelolaan wisata Tumpak Sewu, sementara ini akan didampingi langsung oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang," lanjut isi surat tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati, membenarkan kebijakan ini. Menurutnya, penutupan Grojogan Sewu dilakukan karena adanya kendala dalam pengelolaan dan sumber daya manusia (SDM) di lokasi tersebut.

"Saat ini Grojogan Sewu sedang dalam tahap penataan terkait SDM dan sistem pengelolaannya. Sementara itu, Tumpak Sewu tetap beroperasi dengan pendampingan dari pemerintah daerah," jelas Yuli.

Sebagai informasi, Grojogan Sewu dan Tumpak Sewu merupakan destinasi wisata yang berada di kawasan Sungai Glidik, yang menjadi batas alami antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. 

Perbedaannya terletak pada pengelolaan, di mana Grojogan Sewu berada di bawah BUMDes, sementara Tumpak Sewu dikelola oleh Pokdarwis. (Imam)

29/01/2025

Polres Probolinggo Tingkatkan Pengamanan di Bromo saat Libur Panjang


Probolinggo, (Onenewsjatim)
- Libur panjang memperingati Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek banyak dimanfaatkan wisatawan untuk liburan ke Gunung Bromo. 

Sebelumnya wisata Gunung Bromo ditutup hingga Selasa (28/1/2025) dikarenakan terdapat acara masyarakat suku Tengger yakni Penutupan Wulan Kapitu. 

Pasca kembali dibuka pada Rabu dini hari, Polres Probolinggo Polda Jatim menyiagakan anggota Satlantas, Satpamobvit dan anggota Polsek dengan dibantu pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 

Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana melalui Kapolsek Sukapura AKP Ardhi Bita Kumala mengatakan penyiagaan anggota di pintu masuk cemoro lawang untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas saat wisata Gunung Bromo kembali dibuka untuk wisatawan. 

"Hari ini Rabu tanggal 29 Januari 2025 sekitar pukul 00.10 Wib, anggota Polres Probolinggo melaksanakan pengamanan di pintu masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru," kata Kapolsek Sukapura. 

Lebih lanjut Kapolsek Sukapura memastikan bahwa situasi Gunung Bromo, saat kunjungan wisawatan selama libur panjang tetap kondusif. 

Kapolsek Sukapura juga menegaskan,setiap akhir pekan dan libur panjang, petugas kepolisian dari Polres Probolinggo Polda Jatim selalu siaga untuk mengamankan wisata Gunung Bromo.

"Apabila terdapat gangguan segera melaporkan kepada petugas yang berada di lokasi," ucap Kapolsek Sukapura. (Imam)

05/01/2025

Niagara-nya Indonesia, Tumpak Sewu Tawarkan Pesona Alam yang Mengagumkan


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Siapa yang tak terpukau dengan keindahan alam Indonesia? Salah satu destinasi yang wajib Anda kunjungi adalah Air Terjun Tumpak Sewu. Dikenal sebagai "Niagara-nya Indonesia", air terjun ini menawarkan pemandangan spektakuler yang tak akan Anda lupakan.

Dengan ketinggian sekitar 120 meter dan aliran air yang deras membentang hingga 180 derajat, Tumpak Sewu menghadirkan panorama alam yang sangat memukau. 

Suara gemuruh air yang jatuh menghantam bebatuan, semilir angin sejuk yang membawa aroma alam, serta keindahan pelangi yang kerap muncul di balik butiran air, menciptakan harmoni alam yang sempurna. 

Banyak wisatawan yang terpesona dengan keindahan Tumpak Sewu. Dimas dan Dwi, dua pengunjung asal Sidoarjo, mengungkapkan kekaguman mereka saat pertama kali mengunjungi tempat ini. 

"Perjalanan yang cukup menantang terbayar lunas begitu melihat langsung keindahan Tumpak Sewu," ujar Dimas.

Ia mengaku sangat terkesan dengan keindahan Tumpak Sewu. 

"Ini pengalaman yang tak terlupakan," ujar Dimas. Mereka berdua berharap fasilitas di kawasan wisata ini dapat terus ditingkatkan, misalnya dengan adanya wahana flying fox.

Sekarang, wisatawan bisa menikmati keindahan alam Tumpak Sewu dengan harga terjangkau, yaitu 10 ribu per wahana/wisata. Wisatawan lokal hanya perlu membayar 10 ribu untuk mengakses Grojogan Sewu dan Goa Tetes, sementara wisatawan mancanegara membayar 100 ribu untuk mengakses ketiga destinasi wisata tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati, memastikan tidak akan ada lagi pungutan liar. 

"Kami ingin memberikan kenyamanan bagi para wisatawan," ujarnya. (Imam)

24/12/2024

Gunung Semeru Kembali Dibuka, Pendakian Dibatasi Sampai Ranu Kumbolo


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Setelah penantian panjang, para pendaki akhirnya bisa kembali menaklukkan Gunung Semeru. Jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa ini resmi dibuka kembali pada Senin (23/12/2024).

Namun, terdapat beberapa pembatasan yang perlu diperhatikan. Pendakian hanya diperbolehkan sampai Ranu Kumbolo mengingat aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang masih fluktuatif. 

Keputusan ini diambil setelah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, secara langsung membuka kembali jalur pendakian ini. Ia juga telah melakukan pengecekan jalur mulai dari Ranupani sampai Ranu Kumbolo dan memastikan kondisi jalur pendakian dalam keadaan baik. 

Meski begitu, para pendaki tetap diimbau untuk berhati-hati karena masih terdapat beberapa bagian jalur yang perlu perbaikan.

Raja Juli mengatakan, sepanjang jalan menuju Ranu Kumbolo masih banyak semak belukar karena sudah bertahun-tahun tidak dilintasi.

"Selain itu masih ada tebing-tebing yang terkikis air hujan. Tapi secara umum perjalanan baik dan bisa dipakai oleh para pendaki," kata Raja Juli di Ranupani, Senin (23/12/2024). 

Dibukanya ini, setelah ada keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang masih fluktuatif.

Raja Juli Antoni, menjelaskan bahwa pembatasan ini bertujuan untuk menghindari potensi bahaya yang dapat mengancam para pendaki. Zona berbahaya berada di sekitar Kali Mati, yang merupakan radius 3,5 kilometer dari puncak Mahameru. Sehingga pendakain di batasi hanya sampai Ranu Kumbolo.

"Kami sudah koordinasi dengan PVMBG, rekomendasinya 3,5 kilometer dari mahameru atau persisnya di Kali Mati, jadi kami berkebijakan pendakian hanya sampai Ranu Kumbolo," jelasnya.

Raja Yuli menuturkan, untuk mengantisipasi pendaki yang nakal akan menempatkan petugas untuk berjaga di Ranu Kumbolo agar untuk mengawasi agar tidak ada pendaki yang melanggar dengan naik ke Kalimati.

"Kami menghimbau kepada para pendaki untuk tertib, yang terpenting adalah kesadaran kita, mari kita nikmati keindahan Semeru dengan riang gembira," pungkasnya.

Syarat pendakian, para calon pendaki juga diminta menunjukkan surat keterangan sehar dari rumah sakit, Puskesmas, dokter, atau perawat yang tersertifikasi.

Para pendaki juga diwajibkan untuk menggunakan jasa pendamping yang tergabung dalam kelompok pendamping pendakian Gunung Semeru.

"Persyaratannya wajib dipenuhi seperti surat sehat, wajib pakai pendamping yang sudah kami sediakan, dan pendakian hanya boleh sampai Ranu Kumbolo," jelas Yuli.

Jumlah pendaki yang diperbolehkan naik setiap harinya dibatasi sebanyak 200 orang. Nantinya, calon pendaki bisa memesan tiket via online melalui situs wisata pendakian Gunung Semeru. (Imam) 


19/12/2024

Viral Pungli Berlapis di Tumpak Sewu Lumajang, Wisatawan Merasa Diperas


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Keindahan Air Terjun Tumpak Sewu kembali menjadi sorotan, namun kali ini bukan karena pesonanya yang memukau, melainkan karena dugaan praktik pungutan liar yang meresahkan wisatawan. 

Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan seorang pengunjung yang dipaksa membayar tiket masuk sebanyak tiga kali saat mengunjungi destinasi wisata tersebut.

Dalam video tersebut, sang wisatawan mengungkapkan kekecewaannya karena harus merogoh kocek lebih dalam hanya untuk menikmati keindahan alam. 

“Saya datang berdua, tapi harus bayar tiga tiket. Bayar di awal, bayar lagi di tengah, dan bayar lagi di dekat air terjun. Ini sangat merugikan,” keluhnya.

Perekam video juga memperlihatkan saat seorang pria sedang berdebat dengan pengelola wisata. Pria itu protes lantaran wisatawan dipaksa membayar sebanyak tiga kali.

Praktik pungli berlapis ini tentu saja mengundang kecaman dari berbagai pihak. 

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati, mengakui adanya permasalahan tersebut dan berjanji akan segera mengambil tindakan. 

“Kami akan mengumpulkan semua pihak terkait untuk membahas masalah ini dan mencari solusi terbaik,” tegasnya.

Yuli menjelaskan bahwa seharusnya wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk sekali di gerbang utama Desa Sidomulyo. Pihaknya juga tengah berupaya untuk menerapkan sistem tiket elektronik (e-ticketing) bersama dengan Kabupaten Malang agar lebih transparan dan efisien.

Selain itu, Yuli juga menyoroti masalah penarikan tiket oleh masyarakat di area sungai yang berada di wilayah Kabupaten Malang. 

"Penarikan tiket di area sungai oleh masyarakat Kabupaten Malang tidak dibenarkan dan sudah ada peringatan dari PU SDA Provinsi Jawa Timur," ungkapnya

Kasus pungli di Tumpak Sewu ini menjadi pengingat bagi pemerintah daerah untuk lebih serius dalam mengawasi pengelolaan destinasi wisata. Praktik pungli tidak hanya merugikan wisatawan, tetapi juga merusak citra pariwisata daerah.(Imam)

© Copyright 2024 Onenewsjatim | All Right Reserved